Alergi Seafood ?

Alergi maupun Keracunan makanan merupakan rasa tak nyaman yang timbul setelah mengkonsumsi satu atau sejumlah hidangan, termasuk makanan dari laut. Alergi terkandung makna mengkonsumsi dalam volume normal-nornal saja dan hanya menjangkiti individu yang rentan. Sedangkan Keracunan dikaitkan dengan konsumsi hidangan secara berlebihan dan dapat melanda semua individu. Udang, kerang, tiram,dan ikan laut merupakan seafood yang memiliki kaitan erat dengan reaksi alergi makanan. Respons Alergi bisa mengalami akselerasi bila makanan segar dari laut diolah bersama zat pewarna ataupun penyedap rasa.

Selain khawatir karena akan kandungan kolestrol dan logam berat yang terdapat pada tubuh ikan yang diperoleh dari laut bebas, sesungguhnya problematika kandungan histamin menjadi fokus perhatian juga bagi penggemar seafood. Sebab kadar histamin yang dihasilkan bervariasi lantaran dipengaruhi oleh faktor suhu, waktu, kondisi penyimpanan, dan jenis spesies hewan laut.

Sebagai contoh penyimpanan ikan tuna:

• Jika penyimpanan pada suhu 22 derajat celcius sudah tidak dapat dikonsumsi lagi pada penyimpanan hari ketiga.
• Jika penyimpanan pada suhu 10 derajat celcius sudah tidak layak dikonsumsi lagi pada hsri kelima.
• Jika penyimpanan pada suhu 4 derajat celcius sudah tidak boleh lagi untuk dikonsumsi pada hari kesembilan.

Agar daging ikan aman dikonsumsi tidak menimbulkan reaksi alergi, kadar histamin dalam daging ikan direkomendasikan di bawah 10 mg/100 gram. Sebagai acuan, kadar histamin pada ikan segar sesaat setelah ditangkap berada di bawah 0,1 mg/100 gram daging ikan. Suhu rendah dapat mengontrol bakteri penghasil histamin selama ikan ditangani dan diolah.

Ada 5 ciri-ciri bila seseorang mengalami kecenderungan Alergi :

1. Berat badan berlebihan atau berat badan yang turun naik, bahkan berat baan kurang.
2. Badan terasa lemah secara terus menerus dan tidak hilang walau telah beristirahat.
3. Adakalanya terjadi pembengkakan di sekitar bola mata, dinding perut, serta pergelangan tangan dan kaki.
4. Denyut jantung yang cepat dan berdebar-debar, terutama setelah makan.
5. Keringat berlebihan meski tidak beraktivitas fisik atau olahraga.